Tulisan ini,
mungkin menggantikan lisan yang tersendat untuk berkata kalimat romantis pada
kalian. Tulisan ini mungkin menggantikan kata terimakasih yang bisa saja
terlewat saat kita berpisah nanti. Mungkin kita bisa saja bertemu kembali di
lingkungan setelah kuliah ini. Tapi tak ada salahnya bukan jika mengungkapkan rasa
terimakasih....
Kemarin, aku
mendengar kisah dari di antara kalian. Kisahnya soal pertemanan yang berubah
menjadi kekeluargaan. Hubungan itu, aku yakin Allah yang persembahkan. Karena
hubungan mereka tulus, tanpa ada rasa pertimbangan. Hal itu menjadi inspirasi
kemudian, karena sebelumnya aku belum pernah mendengar ada pertemanan setulus
mereka. Kemudian, aku berdoa. Semoga Allah pertemukan aku juga dengan
teman-teman yang setulus seperti mereka. Berjalan bersama dalam kebaikan.
Kemudian,
aku lupa. Aku lupa kalau Allah pun sudah memberi aku teman, meskipun mungkin
tidak sedekat seperti mereka. ya...ini mungkin karena sifatku yang sulit untuk
dekat dengan orang lain selain keluarga, atau mungkin karena kita yang masing-masing
memiliki urusan. Tapi, apapun itu. kita adalah teman bukan?
Terimakasih ya...
Pertama untuk Eka. Darimu aku belajar untuk
sabar. Untuk selalu optimis jika menghadapi masalah. Diam-diam aku salut,
karena setiap masalah yang ada pasti bisa terselesaikan dengan tenang. Terimakasih
karena selama ini sudah jadi teman baik di perkuliahan atau pun kostan. Mendengar
banyak keluhan, bahkan omelan-omelan. Aku bukanlah orang yang sabar, yang suka
menunggu. Tapi darimu, aku belajar bahwa tidak semua hal yang kita rencanakan
dapat berjalan lancar, pasti ada hambatan, dan kita hanya tinggal melewatinya. Tidak
gegabah mengambil keputusan, cukup tunggu, lihat baru ambil tindakan.
Sekali lagi terimakasih. Diam-diam juga aku
telah banyak belajar mengendarai motor dengan cara melihatmu dari belakang. Semoga
semua ilmu tersebut dapat teraplikasikan. Terimakasih...
Kedua untuk Sifa. Darimu aku belajar tentang
banyak hal. Usia paling muda tapi bersikap lebih dewasa. Jadi kami pangil
dirimu dengan sebutan “Mba”. Meski terkadang, muncul juga sifatmu yang
kekanak-kanakan. Mba.. makasih karena banyak cerita inspiratifnya. Terimakasih karena
sering menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol yang aku utarakan. Pertanyaan itu cuma
bermaksud untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi kelak. Terimakasih untuk
tularkan spirit perubahan. Berani maju untuk kembangkan kemampuan apa yang kita
miliki.
Sekali lagi terimakasih karena sudah ajarkan
pertemanan. Semoga Allah kelak mempertemukan kita kembali dengan orang-orang
yang tulus, yang baik hatinya. Semoga selalu dikelilingi oleh orang-orang yang
saling mengingatkan dalam kebaikan. Terimakasih...
Terkahir untuk Anna. Terimakasih Na, karena
telah ajarkan aku untuk disiplin. Darimu aku belajar untuk rapih dan tepat
waktu. Ajarkan aku untuk setia dan menerima. Tekun menjalani sesuatu dan terus
mencoba hingga mencapai tujuan yang diinginkan. Semua yang terencana dan terjadwal
akan lebih mudah untuk dijalani. Banyak cerita yang bisa kita
sambung-sambungkan dari awal, karena kita sudah bersama-sama sejak perkuliahan
ini dimulai. Terimakasih karena juga telah menjadi teman pada saat
membingungkan awal perkuliahan. Kita pernah merasa sakit hati karena perlakuan
beberapa orang saat itu.
Sekali lagi terimakasih, mungkin kita tak
terlalu sering bersama-sama. Namun pasti banyak cerita lucu saat kita bertemu lagi
setelah berpisah nantinya. Terimakasih...
Tulisan ini dibuat di kamar tercinta, dengan
suasana hujan dan menghadap keluar jendela. Ini pertama kalinya aku buatkan
tulisan romantis untuk teman. Sayangnya hanya bisa lewat tulisan. Karena lewat
tulisan aku dapat lebih menceritakan dan mengungkapkan banyak hal. Tapi percayalah,
aku bersyukur dipertemukan dengan kalian empat tahun ini. jika mengingat
bagaimana awalnya kita bisa dekat satu sama lain, seribu kata pun tak cukup
untuk menceritakannya.
Aku juga bukanlah kriteria teman yang
sempurna. Sungguh banyak kekurangan disana-sini saat menjalaninya bukan?
maafkan aku selama ini. Selama ini sering khilaf untuk menyakiti, membuat kesal
atau salah berucap. Setelah tulisan ini pun dibuat, akan ada
kesalahan-kesalahanku lainnya. Semoga kalian selalu bisa memaafkan...
Ini tahun terakhir kita kuliah. Di tahun ini,
sayangnya kita akan banyak disibukkan dengan tugas akhir yang menyita waktu.
jadi sebelum aku lupa, baiknya aku ucapkan terimakasih sekarang melalui
tulisan.
Sekali lagi, Terimakasih untuk semuanya...
Teman,
sedihh :')
BalasHapushehe
BalasHapus