Selama beberapa tahun, diri ini terkesan kerap memerintah padaMu. Degan dan tanpa kalimat pembuka dalam doa, seringkali meminta tanpa tunduk, malah mendongak setengah mengancam. Tak pernah sadari bahwa Engkaulah Sang Maha kaya, yang tak pernah setitikpun takut kekurangan jika memberiku sedikit nikmat.
Tanpa pernah sadari bahwa nikmat itu, justru telah kau tebar di seluruh penjuru usia singkatku.
Seringkali lupa, segera pergi tanpa takut rasa indah akan membutuhkanMu hilang. Malah lebih takut tertinggal mahluk yang sungguh masih dapat kudapati di lain waktu, dan sungguh masih kudapati lebih jikaku mengutamakanMu.
Meminta harta benda, kemudahan hidup, kepanjangan usia, kesehatan raga dan keindahan jodoh kelak, sungguh tak ada yang dapat disalahkan. Namun, satu yang terus terlewat. Keutamaan di atas wujud materi di dunia. Indahnya hidup jika dapat direngkuh, adalah berkahNya di atas apa yang kuminta. RidhoNya atas nikmat yang diturunkan.
Maka, teruslah berdoa, tentunya dengan adab dan mengharap barakahNya di atas apa yang dipinta.
Renungan kita, Seperti yang dituliskan Salim A. Fillah dalam bukunya 'Lapis-lapis Keberkahan' bahwa tak akan terasa manisnya kehambaan hingga kita merasa bahwa bermesra pada Allah dalam doa, itulah yang lebih penting dari pengabulannya. Tak akan terasa lezatnya ketaatan hingga kita lebih mencintai Dzat yang mengijabah permintaan kita, dibanding wujud dari pengabulan itu :)
Percayalah Allah maha mengetahui. Tanpa kita meminta dalam kemurahanNya Ia telah memberikan nikmat pada manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar