Kualitas?

Anak
Indonesia, bukannya tutup mata dengan gawatnya fenomena ini. Banyak penelitian,
tulisan ilmiah, bahkan hasil skripsi yang membahas tentang kualitas. Mengkritik
kinerja yang hanya basa-basi belaka. Namun apa daya, jika aktor-aktor pendahulu
mereka yang justru tak ingin maju, bersembunyi dalam mahligai jabatan. Tanpa sadar,
di belakang mereka telah banyak anak muda yang malah termotivasi, lalu dengan
berbangga diri mulai masuki barisan, dengan julukan “Yang Penting Aman”.
Berani
Lebih.
Adalah
dua kalimat keren yang punya berjuta pemaknaan. Melihat keadaan sekitar saat
ini, terlebih setelah mendengar curhat dari teman sekelas. Satu kata yang saya
dapat garis bawahi, yaitu Kualitas. Saya pikir tiga kata tersebut dapat dengan elegan
bersanding, bahkan mungkin bisa ditempel di dinding. Hehehe...Untuk motivasi, dari
apa yang akan kita kerjakan dan lakukan. Jangan jadi orang yang mainstream, jadi anak muda yang pasif
menerima warisan kemunduran. Bukankah katanya kita perlu perubahan?
Yuk,
dimulai. Tapi jangan terburu-buru mengambil kesimpulan. Jangan juga langsung mutung dan pesimis dengan keadaan. Anak
muda, terlebih wanita pasti bisa. Kita ubah pandangan, bahwa proses lah yang
harusnya diperhitungkan, bukan hasil yang dipercantik atau dibuat rupawan.
Kalau
kata AA Gym mah, “mulailah dulu dari hal kecil, yang kecil itu nantinya akan
menjadi besar”. Jadi kita ga perlu muluk-muluk ataupun berkoar-koar. Perlahan tapi
pasti mulai menyebar virus kebaikan.
Kebaikan?
Lah
iya dong. Gimana ga baik, kalau anak muda sekarang ini ga terlalu memperhitungkan
masalah jumlah, dimana mungkin yang sedikit itu adalah berkah. Gimana ga baik,
kalau anak muda sekarang ini nantinya ga berani buat mengambil tanggung jawab
jabatan yang ga sesuai dengan standar kapasitasnya. Gimana ga baik, kalau anak
muda sekarang ini ga suka sama yang berbau instan dan kecurangan, dimana
proseslah yang selalu mereka dahulukan. Terakhir, gimana ga baik, kalau anak
muda sekarang ini sulit untuk ditemui di tempat-tempat hiburan. Mereka sibuk
berbenah diri, karena sistem standar kualitas lah yang mengharuskan.
Sekali
lagi,
Ga
perlu terburu-buru mengambil kesimpulan. Tapi juga jangan kelambatan, nanti
memori tulisan ini malah terpojokkan, terpental jauh dan tak pernah menjadi
bahan renungan. Yuk, resapi dengan perlahan, bagaimana proses sebuah perubahan.
Bagaimana proses itu nantinya mengantarkan kita pada posisi paling atas. Oleh karenanya
kita harus #BeraniLebih BERKUALITAS.
By: Fauzi Arifah
Akun social
media:
Facebook:
Fauziatul Arifah
Twitter:@fauziarifah