12.01.2014

Saya Tersinggung Jika...

Tersinggung, saya akan tersinggung jika apa yang saya kerjakan dengan sepenuh hati sama sekali tidak mendapat tanggapan. Karena saat saya mengerjakan sesuatunya dengan maksimal, maka saya akan mengerahkan segala kemampuan yang saya punyai. Tidak apa jika tidak diterima dengan berbagai alasan, tidak apa jika mendapat kritikan, namun saya akan tersinggung jika seseorang sama sekali tidak menghargai, tidak menunjukkan sikap sopan saat saya memperlihatkan apa yang saya kerjakan, terlebih jika hanya memandang dengan sebelah mata. Maka bersiaplah untuk melihat saya yang akan membuat sesuatu yang melebihi apa yang bisa ia perbuat.

Saya amat tersinggung jika...

Apapun hasil dari bersusah payah orang yang saya sayangi, hanya dipandang sebelah mata dan melontarkan kata-kata yang tidak enak didengar. Siang ini karena seorang dosen membicarakan mengenai kain perca yang dirajut satu persatu, maka ingatan saya langsung melompat ke era lima tahun lalu (kalau tidak salah hitung J). Saat itu, guru kesenian di SMA saya menugaskan untuk membuat sebuah karya seni untuk dipamerkan di sebuah acara sekolah. Saya, adalah seseorang yang sama sekali tidak mengerti bagaimana membuat karya seni yang unik. Singkat cerita, setelah saya sangat bingung untuk menentukan akan membuat karya seni apa, mimi (panggilan untuk ibu saya) mengusulkan untuk membuat sesuatu dari kain perca, bahan yang hanya ada pada saat itu. Maka dengan tekun saya dibantu dengan mimi menyusun satu persatu kain perca untuk membuat sebuah karya seni. Saya diajari bagaimana caranya menjahit, agar terlihat lebih rapi dan bagus. Melelahkan, karena dibutuhkan ketelitian. Namun, karena dibantu beliau, maka hal tersebut menjadi menyenangkan.
Keesokannya, saat saya mengumpulkan tugas, dan kain perca tersebut dipamerkan, sesuatu terjadi dan amat sangat membuat saya tersinggung.

Apa itu?

Saya sudah bilang, bahwa jahitan kain perca tersebut adalah alas atau tatakan (bahas sunda) dari piring. Namun, karena hari itu hujan, entah bagaimana kain perca yang saya buat menjadi keset dan bahan untuk mengelap. Saya amat sangat marah. Sayangnya, saat itu saya bukan berada di situasi yang memungkinkan untuk marah. Sayangnya, mereka tidak mengetahui bagaimana susahnya saya dibantu mimi membuat karya tersebut, menghabiskan malam untuk menyelesaikannya. Sayangnya, mereka tidak tahu dalam karya tersebut terdapat kenangan, bagaimana awal saya belajar menjahit, dan yang saya amat sayangkan, mereka adalah orang yang tidak memiliki RASA MENGHARGAI.
Semoga saya dan bagi anda yang membaca, dapat belajar lagi untuk saling menghargai J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar