
Saya amat
tersinggung jika...
Apapun hasil
dari bersusah payah orang yang saya sayangi, hanya dipandang sebelah mata dan
melontarkan kata-kata yang tidak enak didengar. Siang ini karena seorang dosen
membicarakan mengenai kain perca yang dirajut satu persatu, maka ingatan saya
langsung melompat ke era lima tahun lalu (kalau tidak salah hitung J). Saat itu,
guru kesenian di SMA saya menugaskan untuk membuat sebuah karya seni untuk
dipamerkan di sebuah acara sekolah. Saya, adalah seseorang yang sama sekali
tidak mengerti bagaimana membuat karya seni yang unik. Singkat cerita, setelah
saya sangat bingung untuk menentukan akan membuat karya seni apa, mimi (panggilan
untuk ibu saya) mengusulkan untuk membuat sesuatu dari kain perca, bahan yang
hanya ada pada saat itu. Maka dengan tekun saya dibantu dengan mimi menyusun
satu persatu kain perca untuk membuat sebuah karya seni. Saya diajari bagaimana
caranya menjahit, agar terlihat lebih rapi dan bagus. Melelahkan, karena
dibutuhkan ketelitian. Namun, karena dibantu beliau, maka hal tersebut menjadi
menyenangkan.
Keesokannya,
saat saya mengumpulkan tugas, dan kain perca tersebut dipamerkan, sesuatu
terjadi dan amat sangat membuat saya tersinggung.
Apa itu?
Saya sudah
bilang, bahwa jahitan kain perca tersebut adalah alas atau tatakan (bahas sunda) dari piring. Namun, karena hari itu hujan,
entah bagaimana kain perca yang saya buat menjadi keset dan bahan untuk
mengelap. Saya amat sangat marah. Sayangnya, saat itu saya bukan berada di
situasi yang memungkinkan untuk marah. Sayangnya, mereka tidak mengetahui
bagaimana susahnya saya dibantu mimi membuat karya tersebut, menghabiskan malam
untuk menyelesaikannya. Sayangnya, mereka tidak tahu dalam karya tersebut
terdapat kenangan, bagaimana awal saya belajar menjahit, dan yang saya amat
sayangkan, mereka adalah orang yang tidak memiliki RASA MENGHARGAI.
Semoga saya
dan bagi anda yang membaca, dapat belajar lagi untuk saling menghargai J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar