Video keadaan Kota Serambi Mekkah,
Aceh sesaat setelah diporanda-porandakan oleh terjangan dahsyat tsunami selalu sukses
membuat saya menangis membayangkan, bagaimana jika saya adalah salah satu orang
yang mengalami dan berada di sana? Mungkin terdengar agak melankolis, karena tsunami
ternyata sudah berlalu lumayan lama. Namun, ingatan akan bagaimana bencana
tersebut membuat Aceh menangis, bahkan indonesia menangis masih sangat terbekas
di ingatan. Melihat bagaimana anak-anak yang menangis di tinggal orang tuanya,
istri yang ditinggal suaminya, dan banyak orang kehilangan harta benda, mereka
terpisah dan mereka tak tahu apa yang harus dilakukan. Walaupun Indonesia ini
sudah sering menghadapi berbagai bencana, namun dalam setiap bencana yang
datang terdapat cerita pilu di sana, dan tsunami di Aceh, menurut saya adalah
bencana yang paling memilukan.
![]() |
sumber:www.soloblitz.co.id |
Indonesia mengagumkan, semua pun tahu
itu. Gunung-gunung menjulang tinggi, indah, dan selalu menjadi wisata favorit
banyak orang. Laut biru nan luas menyimpan berjuta kekayaan dan pesonanya, dan
masih banyak lagi yang bisa membuat kita tak berhenti berdecak kagum akan
ciptaan Tuhan di tanah negeri kita ini. Namun, di samping semua itu, Indonesia
tak pernah lepas dari lingkaran bencana, seperti gunung berapi yang semula
mengagumkan bisa saja tiba-tiba menjadi menakutkan dengan tumpahan lava
panasnya. Laut yang tenang, tiba-tiba saja bisa menjadi mengerikan dengan
terjangan tsunaminya.
Apakah Tuhan marah? Pertanyaan itu yang sering dikaitkan dengan berbagai bencana yang datang. Dan yang sering saya dengar juga dari banyak orang tua, mereka bilang, “Mungkin bumi kita ini sudah tua, sudah terlalu lelah untuk menopang manusia-manusia di atasnya. Jadi mereka mengeluarkan bencana yang tidak ada habisnya”. Apa iya? Setiap pendapat mungkin saja benar, terlepas dari anggapan tersebut, jika dilihat dari geografisnya Indonesia berada pada dua lempengan tektonik dunia sehingga sangat rawan terhadap bencana seperti gempa bumi yang disusul tsunami, letusan gunung berapi serta longsor dan bencana alam lainnya.
Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Jawabannya sudah pasti adalah berdoa pada Yang Maha Kuasa, karena apapun yang
terjadi di muka bumi ini atas kehendak-Nya. Tidak hanya itu, kita juga harus
mencoba mengakrabkan diri dengan bencana. Kenali mereka, dan bersahabat dengan
mereka. Loh, kenapa? Karena itulah salah satu jalan untuk bertahan. Kita ambil
contoh, negara Jepang yang sangat sering mengalami gempa bumi, mereka sudah
sangat akrab dan mempelajari apa yang harus dilakukan jika gempa bumi terjadi.
Cara bagaimana menyelamatkan diri, juga rumah-rumah yang didesain untuk tahan
terhadap gempa. Kita pun harus seperti mereka, pemerintah sudah mulai untuk
membuat program tanggap akan bencana. Tinggal kita saja yang harus mendukung
program-program tersebut.
Tau gak sih? Indonesia saat ini sudah
mempunyai Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota, juga sudah tersusunnya
Rencana nasional Penanggulangan Bencana (210-2014) dan Rencana Aksi Nasional
Pengurangan Risiko Bencana (2010-2012). Gak hanya dalam penanggualangannya
saja, untuk pencegahannya pun sudah dibangun Sistem peringatan dini untuk
berbagai ancaman, seperti sistem peringatan dini tsunami (INATEWS), gunung
meletus, banjir, dan tanah longsor. Semoga dengan sistem peringatan dini ini
bisa mengurangi jumlah korban jiwa dalam bencana yang datang. Amin....
Gak hanya dalam lingkup Nasional,
Indonesia juga berpartisipasi dalam kampanye global “One millon safe school and hospital” , yaitu sejumlah 13.500
sekolah dan 133 rumah sakit di Indonesia menjadi sekolah dan rumah sakit yang
aman dari bencana. Indonesia juga sebagai laboratorium untuk penaggulangan
bencana telah menjadi referensi bagi negara lain, delegasi dari negara lain
datang untuk belajar mengenai kemajuan/ capaian Indonesia dalam penanggulangan
bencana. Wah...negara lain saja datang ke Indonesia untuk belajar
penanggulangan bencana, kita sebagai warga negara Indonesia juga jangan mau
kalah untuk mempelajarinya.
Di tengah
bencana yang ada, satu lagi yang bisa buat kita bangga, yaitu Indonesia
mendapat apresiasi dunia yang diwujudkan dalam bentuk penghargaan Global Champion for Disaster Risk Reduction
(DRR) dari Sekretaris Jendeal PBB Ban Ki-Moon. Presiden SBY adalah tokoh
pertama di dunia yang dianugerahi Global
Champion oleh PBB dalam rangka Pengurangan Resiko Bencana (PBR) sebagai
priorias nasional pasca terjadinya tsunami yang melanda Asia pada 26 Desember
2004.
Ternyata benar selain kita harus
berdoa untuk keselamatan bersama, kita juga harus mencoba bersahabat dengan
bencana. Jangan hanya mengeluh tanpa berusaha, dan hanya diam menunggu apa yang
akan terjadi dan apa yang akan alam lakukan pada kita. Namun, hal yang juga tak
kalah penting untuk diingat adalah, bencana tak hanya datang dari alam,
terkadang kitapun bisa menjadi pemicunya, jadi apa salahnya jika selain kita
mencoba mengenal bencana, kitapun mencoba bersahabat dan baik terhadap alam.
Punya banyak sahabat, akan lebih baik bukan?