Beda. Kata itu yang baru saja mereka
simpulkan dari masalah yang selama ini tidak juga terselesaikan. Mereka sudah
dekat dua tahun belakangan ini, namun belum juga bisa mengerti satu sama lain. Terdengar
masalah yang klasik tentunya, namun butuh beberapa kali koreksi diri
masing-masing untuk bisa mencapai titik puncak pengertian itu sendiri.
“ Kenapa? Kamu mulai
berubah sejak lama.” Sang cowo angkat
bicara. Jengah dengan sikap pasangannya.
“ Terus? kamu
gak suka aku yang sekarang?” Sang cewe mengajukan pertanyaan dengan emosi. Sang
cowo masih santai menghadapinya.
“ iya deh...aku
suka aja. Aku gak akan kalah sama sifat kamu. Cinta tak terbatas pada perubahan
saja kan? Tapi satu, aku gak akan lupa saat-saat pertama aku suka kamu, dan
sayangnya aku akan anggap kamu masih sama seperti yang dulu. Walau aku bersama
kamu yang sekarang, imajinasiku menggambarkan kamu yang dulu. Dengan begitu aku
tetap akan cinta denganmu.” Sang cewe merasa sedikit tersinggung dengan
pernyataan pasangannya barusan.
“ Aku kagum denganmu, setiap hal-hal yang aku
suka ada di kamu dulu. Tapi..itu dulu. Sekarang hal-hal yang aku suka satu
persatu hilang dari diri kamu. Aku memang sudah tak suka lagi, tapi ada rasa
memiliki disini. Dan aku gak bisa begitu saja meninggalkan apa yang aku miliki.”
Sang cewe berbicara dan mulai menangis.
“ Lalu untuk apa
dipertahankan? Kalau sudah gak suka ya cari pasangan idamanmu yang lain. Bukan
aku kan orangnya?” Sang cowo mulai terpancing emosi.
“ Tapi, gak akan
bisa”
“ Itu tandanya
kamu masih suka bersamaku. Hanya keinginanmu yang terlalu banyak untuk membentuk
diriku sesuai apa yang kamu mau. Tapi sayangnya aku tidak bisa dibentuk, selalu
retak dan gagal. Kamu kecewa, karena aku gak bisa menjadi apa yang kamu
inginkan kan?” sang cewe hanya bisa terdiam. Terlihat butir air mata satu
persatu menggelincir di pipinya.
“ Jangan
menangis! aku sama sekali gak pantas untuk ditangisi. Sudahlah..semuanya akan
lebih mudah jika tanpa keinginan untuk merubah satu sama lain. Aku menerimamu
apa adanya, sampai kau berubah seperti apapun aku tetap mencintaimu. Tapi
mengapa kau tak pernah lakukan hal yang sama. Aku akan selalu berusaha menjadi
yang terbaik, dan kau hanya butuh mendukung dengan segala perubahanku. Terima
aku apa adanya. Dan kau akan kembali merasakan suka padaku.” Sang cewe meluluh,
emosinya berubah menjadi tangis sesal.
Pembelajaran
yang berharga bagi mereka. Apa adanya, berbeda. Karena setiap manusia punya
jalan masing-masing untuk ditempuh. Kalaupun bersinggungan, Tuhan senantiasa sudah
mengatur dengan sempurna. Sebuah anak tangga yang harus ditempuh mereka utuk bisa mengeri arti
dari kata “ Beda”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar