Pernahkah
kita berpikir bahwa suara kita menjadi kebahagiaan untuk mereka?
Pernahkah
kita berpikir bahwa senyum kita menjadi semangat untuk mereka?
Pernahkah
kita berpikir bahkan tidur dan setiap nafas kita menjadi energi untuk mereka?
Itulah
seorang anak, yang terkadang tak sadar bahwa dirinya sangat berarti bagi orang
tuanya. Sering merasa ditinggalkan lalu berpaling dan mulai berpikir
macam-macam tentang mereka.
Tahukah kamu
wahai sahabat, separuh hidup mereka adalah visi membesarkan kita, mereka
merelakan hidup yang berharga dan tak akan terulang untuk memiliki kita.
Mereka,
hanyalah mendapatkan sisa saat ini. Sisa usia untuk merasakan sendiri setelah
usianya mereka persembahkan untuk merawat anaknya. Sisa rezeki untuk dirinya
setelah uangnya hanya untuk makan dan sekolah anaknya. Sisa makan ketika kita
anaknya telah merasa kenyang. Dan semua sisa dalam kehidupan yang mereka bagi
bersama anaknya.
Mulia bukan?
Mereka
adalah orang terbaik yang akan menjadi tempat kita pulang untuk berkeluh kesah.
Sesekali mungkin mereka pernah memaksakan kehendak atau berbuat kesalahan.
Namun, ketahuilah mereka juga manusia. Manusia yang sekali lagi rela berbagi
dengan kita.
Bukan atas
nama takut durhaka, kau berusaha membahagiakannya. Namun seharusnya kau lakukan
itu untuk berterimakasih pada mereka. Isi satu dunia inipun diberikan padanya,
tak akan mampu membalas jasa mereka.
Bantuan
siapa kita dapat berdiri seperti sekarang ini? bantuan siapa kita dapat tumbuh
sampai dewasa seperti sekarang ini?
Setelah ibu
mengandung sembilan bulan, menyusui dan merawat kita dengan sepenuh hati.
Setelah ayah banting tulang memenuhi kebutuhan kita setiap harinya. Bukan hanya
kebutuhan, bahkan keinginan kita pun tak jarang mereka penuhi.
Namun, apa
balasan kita?
Hanya merengek
meminta ini dan itu. Hanya membuatnya malu
di depan tuhan karena tak dapat membimbing kita menjadi anak yang patuh
agama. Membuat aib dalam hidupnya dengan banyak melakukan pelanggaran terhadap
aturan. Mereka,
sebenarnya bisa saja tidak lagi mengakui kita. Namun apa daya, kita adalah
separuh dari kehidupan mereka.
Bahagiakanlah
mereka, teman.
Buatlah
suara yang indah dengan lantunan ayat-ayat alqur’an.
Buatlah
mereka terus bersemangat dengan senyum tulus kita ketika membantunya. Senyum
menerima ketika mereka menasihati, dan senyum ikhlas ketika merawat mereka pada
masa tuanya.
Karena
mereka rela berbagi separuh hidupnya dan hanya mendapatkan sisa dari kita,
anak-anaknya.